Jumat, 02 Juli 2010

SEMARAK FESTIVAL MONAS



Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-483 Kota Jakarta akan dimeriahkan berbagai macam festival. Setelah Festival Passer Baroe, warga Jakarta, khususnya Jakarta Pusat akan dihibur dengan Festival Monas. Berbagai pertunjukan seni, fashion show, dan atraksi budaya akan mengisi festival yang digelar 8-11 Juli tersebut. Festival Monas juga akan disemarakkan dengan pameran pembangunan 12 museum, festival layang-layang, dan kompetesi futsal.
"Selain untuk memperingati HUT ke-483 Kota Jakarta, Festival Monas ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa Monas tidak hanya milik masyarakat Jakarta, tetapi juga menjadi ikon nasional," ujar Fatahillah, Wakil Walikota Jakarta Pusat,
Karena itu, untuk menyukseskan pagelaran kedua kali ini, Pemkot Administrasi Jakarta Pusat bekerja sama dengan sejumlah kabupaten untuk berpartisipasi dalam festival itu. Kabupaten yang telah bersedia berpartisipasi yaitu Cirebon, Sumedang, Bandung, dan Tasikmalaya.

Salah satu bentuk partisipasi Kabupaten Sumedang yaitu menyumbangkan 10 ribu batang pohon untuk penghijauan. "Sampai saat ini sudah empat kabupaten yang bersedia, tidak tertutup kemungkinan akan ada kabupaten lain yang bergabung," katanya.

Fatahillah juga mengimbau jajaran Pemkot Administrasi Jakarta Pusat serius mempersiapkan festival tersebut. Dekorasi agar dipersiapkan secara rapi dan menarik serta penyediaan lahan parkir untuk kendaraan bermotor.

Ia tidak ingin kejadian pada acara hiburan pegawai bagi Pemprov DKI Jakarta, Minggu (27/6/2010) terulang kembali, dimana banyak mobil dan sepeda motor parkir di dalam areal Taman Monas. "Saya ingin persiapan dilakukan dengan matang," ungkap Fatahillah.(kompas)

LP SUKAMISKIN JADI TEMPAT WISATA



Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kehidupan di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) menjadikan Lapas Sukamiskin sebagai tempat wisata. Hal ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar meresmikan Lapas Sukamiskin menjadi tujuan wisata dengan menandatangani prasasti pada acara penandatanganan bersama tentang Sinkronisasi Sistem Peradilan Pidana antara Polda, Kejaksaan Tinggi, Pengadilan Tinggi Jabar di Gedung Sate, Jln. Diponegoro Bandung, Selasa (22/6).

Menurut Patrialis, selama ini banyak pejabat dan masyarakat yang tidak mengetahui kehidupan di dalam lapas. Bahkan masih ada imej di masyarakat bahwa hidup di penjara itu menyenangkan. Tak heran jika saat ini hampir seluruh lapas yang ada sudah penuh.

"Di samping itu, lapas menjadi tujuan wisata untuk memberikan efek jera kepada masyarakat agar mereka takut jika dipenjara. Dengan begitu, wisata ke lapas juga untuk memberi pendidikan kepada masyarakat agar mereka takut masuk penjara. Diharapkan wisata ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kehidupan penjara, sehingga jumlah kriminalitas atau perbuatan melanggar hukum akan menurun," ujar Patrialis.

Secara teknis, katanya, program ini akan dikawal Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jabar. Selain itu, para wisatawan akan didampingi petugas yang ditunjuk serta petugas dari Dinas Pariwisata Jabar. Dengan kegiatan ini, para wisatawan bisa melihat seputar lapas dan kehidupan penghuninya.

Dikatakan, penunjukan Lapas Sukamiskin menjadi tujuan wisata pertama di Indonesia karena nilai historisnya, yaitu pernah dijadikan tempat penjara Presiden RI pertama, Soekarno. Selain itu, Lapas Sukamiskin juga merupakan warisan budaya Belanda.

Hal senada diungkapkan Kalapas Sukamiskin, Murdjito. Menurutnya, Lapas Sukamiskin menjadi tempat wisata karena nilai historisnya tinggi. Tidak hanya itu, lapas tersebut menjadi sejarah bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Dengan begitu dibukanya lapas menjadi tujuan wisata mengenalkan sejarah kepada masyarakat.

"Dengan dijadikan tempat wisata, Lapas Sukamiskin terbuka untuk umum, pelajar, dan mahasiswa. Kendati sudah diresmikan secara simbolis oleh Menhum dan HAM, namun untuk implementasinya baru sekitar akhir tahun. Pasalnya, kami harus melakukan koordinasi dulu dengan Disparbud Jabar," jelasnya (Galamedia)

HYSTERIA BIKIN HISTERIA



Ingin merasakan berteriak sepuas-puasnya sekaligus memacu adrenalin?. Coba saja di Hysteria yang terletak di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.Karena memang kita diajak naik lalu tiba turun, wuss turun dan naik lagi, dengan kecepatan tinggi, rasanya ajantung mau copot. Cara kerja Hysteria memacu adrenalin adalah dengan cara melontar pengunjung ke atas dengan kecepatan 4 Gravitasi bumi atau sekitar 100 km per jam. Setelah pengunjung dijatuhkan dengan kecepatan minus 1 Gravitasi sekitar 60 km per jam.Permainan berbasis teknologi tinggi ini berasal dari Amerika Serikat, terdiri dari 2 tower dengan ketinggian 60 meter dan memiliki kapasitas 12 kursi setiap tower-nya, Hysteria dirancang mampu mengangkut sekitar 500 penumpang untuk setiap jamnya.
Menurut Budi Karya Sumadi, Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol, Jakarta, wahana Hysteria ini aman. Budi menambahkan ketika dibangun pihak Ancol sudah berkonsultasi dengan BPPT. Selain itu teknologi yang dipakai semuanya dari AS.Kehadiran Hysteria merupakan komitmen Ancol Taman Impian untuk terus berupaya meningkatkan nilai tambah kepada pengunjung dengan menghadirkan sarana hiburan yang inovatif sekaligus menyenangkan

Tinggi minimal 120 cm
Hysteria ini merupakan fasilitas baru di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta dan baru dinikmati pengunjung mulai tanggal 12 Juni 2010 lalu.Namun untuk menikmati wahana ini ada ketentuan khusus, yaitu tinggi peserta minimal 120 cm.