Kamis, 03 Juni 2010

MUSEUM HARRY DARSONO BERGAYA BAROQUE





Menengok Musium Harry Darsono yang terletak di kawasan Cilandak Tengah, dekat dengan Cilandak Town Square (Citos), Jakarta, serasa melihat karya adibusana. Disana akan terlihat ciptaan perancang busana Harry Darsono dalam pelbagai media mulai dari kain, sepatu, keramik hingga sulaman kontemporer.
Dibutuhkan waktu lima tahun untuk mewujudkan mimpinya, dari sebuah sketsa yang digarapnya dalam beberapa menit ketika berusia 14 tahun. Dari luarnya terlihat bangunan berdiri kokokh bergaya Eropah. bahkan bangunan ini terlihat ketika memasuki jalan Cilandak Tengah.
Beberapa langkah setelah masuk kedalam, kita akan disuguhi kumpulan karya Harry Darsono sejak tahun 1970-an.Mulai dari karya adi busana ,koleksi art to wear, kostum panggung dari beberapa pergelaran yang pernah diikutinya, seperti pementasan Hamlet & Othello di Inggris, Julius Caesar di Jakarta dan lain-lainnya.Selain itu ada pula baju dan gaun pengantin dengan sulaman emas murni yang pernah dipesan oleh wanita-wanita bangsawan dunia, seperti rancangan khusus untuk Lady Diana yang dibuatnya pada 1980 dan rancangan untuk Ratu Rania, Ratu Yordania.Di dalam museum, selain baju, Anda juga dapat menikmati keindahan sketsa Harry yang ia kumpulkan. Sebut saja sketsa arsitektur, mobil, bahkan panggung. Ruang makannya juga sangat megah, didominasi warna kuning keemasan. Di sinilah Anda bisa menyaksikan langsung kepiawaian Harry dalam melukis. Di sana terbingkai lukisan besar ala Leonardo Da Vinci yang memenuhi ruangan.


Janjian
Berbeda dengan musium lainnya yang begitu gampang untuk melihat koleksinya, di Musium Harry Darsono ini harus reservasi lebih dahulu. Hal ini untuk menjaga koleksi pribadinya tersebut. Namun pengunjung dapat mencoba beberapa koleksi yang ada dimusium tersebut. Agar tak merasa bosan, setiap beberapa bulan sekali, koleksi musium dirotasi dan diganti dengan koleksi yang lain. Jadi museum Harry Darsono merupakan alternatif melihat sebuah museum




MUSEUM HARRY DARSONO
Jl. Cilandak Tengah No. 71, Jakarta Selatan
Telp: (021) 766 8553
Jam buka: Senin-Sabtu, pukul 10.00 – 12.30 (harus dengan reservasi)



Baca juga : www.duniajalanjalan.com

HARRY DARSONO YANG MULTI TALENTA





Siapa mengira perancang busana Harry Darsono masa kecilnya penuh dengan warna?.Karena masa kecilnya ia dicap sebagai anak nakal, mengganggu dan keras kepala. Malahan Harry sering dicap anak bisu, karean kesulitan dalam berbicara. dan orang sukar mengerti apa yang dipikirkan dan apa yang dikatakannya.Lalu oleh kedua orang tuanya dimasukan di sekolah bisu tuli di Surabaya. Disinilah Hary belajar berkomunikasi dengan orang lain memlaui bahasa isyarat.Dan kemudian pada umur 14 tahun, ia dibawa oleh kedua orang tuanya di Perancis.Disinilah potensinya mulai berkembang, karena sekolah di Perancis diajarkan bagaimana menggali potensi anak.
Metode yang digunakan para terapisnya beragam, namun semuanya mengarah pada penggalian bakat , di antaranya dengan memintal, melukis, menggambar, bermain musik. Dan disinilah harry mulai mengenal dunia seni, pelajaran uyang tidak didapat di Indonesia.
Lompatan besar terus berlangsung dalam kehidupannya. Di bidang akademis, Harry menyelesaikan studinya di sejumlah institusi prestisius di Eropa sampai tingkat doktoral. Sementara sebagai perancang busana dan seniman tekstil, namanya sudah berkibar di Tanah Air sejak awal 70-an sebagai pelopor adibusana.Karena itu selain sebagai pendesain busana, Harry juga menari dan bermain piano.

Menolak bekerja dengan ayahnya

Harry Darsono yang juga putra Haji Darsono, pemilik sebuah perusahaan rokok di Surabaya memutuskan untuk tak bekerja di perusahaan ayahnyaPria kelahiran Mojokerto, Jawa Timur, 15 Maret 1950 ini pernah menempuh pendidikan di Paris Academy of Fashion (1971), London College of Fashion (1972), dan The London Film & Television Academy (1972).Kini Hary Darsono
memiliki butik yang mempekerjakan puluhan pekerja seni. Ada sekitar 22 motif batik, 20 motif tenun ikat, 18-20 desain kain, dan 25 desain pakaian jadi yang dihasilkannya per bulan.


Baca juga : www.duniajalanjalan.com

BERBURU TAHU TAUHID DAN ES POTONG DI CIJERUK, LEMBANG





JIka kita bertanya kepada teman, apa yang menarik di Lembang? Pasti jawabnya, hutan Jayagiri dan Gunung Tangkuban Perahu.Selain itu juga makan ketan bakar yang hangat. Namun apakah ada niat untuk berburu tahu dan Es Potong?. Kok tahu? Lalu apa bedanya dengan tahu-tahu yang ada?. Dibandingkan dengan tahu-tahu yang lain, tahu Tauhid ini strukturnya lebih lembut dan terasa gurihnya.Selain itu ukurannya cukup besar.Kata orang, rasa kedelainya lebih terasa.Selain itu kita bisa melihat proses pembuatan tahunya. Letak pabrik tahu ini di sebelah selatan Pasar Panorama, tepatnya terletak di Jl.Cijeruk 113.Lembang.Jika datang ke lokasi pabriknya, dikawasan itu juga ada rumah makan yang menyuguhkan beraneka masakan Indonesia maupun Eropa yang bahan utamanya berasal dari tahu. Misalnya saja sapo tahu, nudget tahu, souffle tahu, yoghurt, juice dll. Namun jika ingin menu tradisional, kedai-kedai di sekitar gerai penjualan tahu yang masih berada di lingkungan pabrik tahu Tauhid bisa jadi pilihan alternatif Anda. Mulai kue serabi dengan bermacam-macam rasa, sate ayam dan sate kelinci, hingga gado-gado juga ada di sini.

Menikmati Es Potong

Tak jauh dari pabrik tahu Tauhid, kita akan menemukan dua toko yang menjual Es Potong atau Es Mambo. Karena Es dari pelbagai rasa ini dipotong-potong sehingga bisa langsung dinikmati. Harganya bervariasi mulai dari Rp 3.000 - Rp 5.000 perpotongnya.Bahkan esnya bisa kita bawa pulang, namun disarankan untuk dimakan di tempat atau dalam perjalanan pulang ke Bandung.

Jadi kalau ke Lembang, cari jalan Cijeruk, dekat pasar Lembang, kita akan menikmati Tahu Tauhid, makanan tradisional dan Es Potong.


Baca juga : www.duniajalanjalan.com

MELIHAT MUSEUM BANK DI PURWOKERTO




Walau kota kecil, namun Purwokerto tetap menarik untuk dikunjungi. Selain makanan daerahnya yang unik, seperti yang diceritakan terdahulu, kini mendatangi beberapa tempat yang menarik. Salah satunya Museum Bank Bank BRI. Museum ini terletak di sudut perempatan DI kawasan jalan utama Purwokerto. Kenapa dinamakan Museum Bank BRI?
Karena tempat ini merupakan cikal bakal BRI (Bank Rakyat Indonesia), yang kini hanya disingkat BRI. Sebelum jadi BRI, namanya De Purwakertosche Hulp-en Spaar Bank der Inlandsche Bestuur Ambtenaren atau bahasa Indonesianya Bank Priyayi. Dari kantor kecil ini kemudian berkembang dan terus berkembang dan hingga kini salah satu bank terbesar di Indonesia.Tempat ini didirikan oleh Patih Aria Wirjaatmadja pada tanggal 16 Desember 1895, dan kemudian museumnya diresmikan tanggal 19 Desember 1990.

Museum ini sendiri terdiri dari dua lantai. Lantai pertama atau lantai dasar, dapat disaksikan pelbagai sarana perbankan dari jamman ke jaman. Sedangkan di lantai dua terdapat koleksi mata uang dari pelbagai jaman.

Sebenarnya di Purwokerto, selain Museum Bank, juga ada museum Jendral Soedirman dan Museum Wayang.

Wisata Reptil

Setelah dari puas di Purwokerto, kita bisa mengunjungi Purbalingga. Perjalanannya hanya 30 menit, namun kota Purbalingga memberikan suasana lain. Disini ada beberapa tempat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya obyek wisata Owabong, yang terletak di Jalan Raya Owang 1. Dengan biaya Rp 10.000 - Rp 15.000, bisa menikmati wisata air, mulai dari Kolam arus hingga miniatur Pantai bebas Tsunami.Setelah puas bermain air, kita bisa mengunjungi Reptile & Insect Park atau Museum Reptil dan Serangga. Taman yang luasnya 6 hektar ini dipenuhi dengan beragam reptile dan aneka serangga. bahkan juga ada 841 species serangga. Koleksi aneka jenis kupu-kupu juga sangat lengkap dan menjadi daya tarik lain taman reptile.

Pokoknya Jalan -jalan ke Purwokerto dan Purbalingga mempunyai kenangan tersendiri.


Lihat juga : www.duniajalanjalan.com